Bentuk, Jenis, dan Fungsi Kendaraan Bermotor Roda Empat

Bentuk, Jenis, dan Fungsi Kendaraan Bermotor Roda Empat

                                                             Abstrak
Kemajuan ilmu dan teknologi telah mendorong perkembangan bidang industri otomotif. Penelitian dan pengkajian teknologi otomotif menumbuhkan beragam penciptaan kendaraan otomotif. Keragaman jenis kendaraan otomotif dapat ditinjau dari berbagai sudut. Salah satunya ditinjau dari sudut aksesoris ekteriornya. Berdasarkan pengamatan terhadap fenomena yang terjadi pada trend dewasa ini, terdapat banyak ragam dan jenis aksesoris ekterior kendaraan bermotor roda empat. Berdasarkan fungsinya, kendaraan bermotor roda empat dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis, di antaranya kendaraan penumpang, kendaraan off-road, kendaraan serba guna dan kendaraan sport. Pada saat ini banyak konsumen atau pemilik kendaraan yang mengubah bentuk dan fungsi kendaraan secara bebas dengan beragam desain sesuai keinginannya dengan tetap memperhatikan kemampuan mesin kendaraan tersebut.

Kata Kunci: Sarana Transportasi, otomotif, aksesoris eksterior, kendaraan penumpang, kendaraan serba guna, off-road, automobile-racing, four wheel drive.

Pendahuluan
Kendaraan bagi manusia sudah menjadi sarana yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan. Dengan adanya kebutuhan yang berbeda antara satu orang dengan orang lainnya, sarana itu juga dibuat beragam disesuaikan dengan kebutuhan pemakaiannya. Untuk pemakaian di lokasi yang yang berbukit maka ada jenis kendaraan jip; sementara untuk lokasi yang relatif rata seperti jalan-jalan perkotaan maka kendaraan yang digunakan adalah jenis sedan. Hal diatas merupakan contoh yang menunjukkan adanya perbedaan jenis-jenis kendaraan berdasarkan lokasi pemakaiannya. Namun dari pengamatan penulis, sekarang ini terjadi fenomena yang unik. Kendaraan-kendaraan tersebut tidak digunakan berdasarkan lokasi pemakaian lagi. Karena dengan mudah kita temui penggunaan kendaraan jenis sedan atau minibus, bahkan jip yang digunakan untuk berbagai keperluan, baik untuk pergi ketempat bekerja, berbelanja maupun sekolah. Informasi baik dari media surat kabar maupun televisi telah banyak memberi informasi seperti bentuk, jenis kendaraan yang digunakan oleh pembalap/pereli kelas dunia. Perubahan tampilan kendaraan para pembalap/pereli tersebut yang banyak memberi inspirasi bagi masyarakat kebanyakan. Pada akhirnya kita sering menemukan penggunaan kendaraan jenis sedan maupun jenis niaga yang telah mengalami perubahan tampilan. Sehingga dalam tampilannya kendaraan tersebut lebih sesuai sebagai kendaraan yang digunakan di arena pacu (lomba) dibandingkan untuk dipakai di jalan raya.

Kendaraan-kendaraan yang dimaksud dengan mudah ditemukan lalu lala.ng di jalan raya lengkap dengan sayap (spoiler) pada bagian depan, belakang. Bahkan sampingnya (side skirt). Padahal jika dihubungkan dengan fungsinya; perlengkapan­perlengkapan tersebut baru berfungsi dan sangat dibutuhkan pada saat kendaraan tersebut dipacu dengan kecepatan lebih dari 100 km/jam. Sementara kendaraan. (mobil) tersebut pada pemakaiannya akan dijalankan tidak lebih dari 60 km/jam. Hal ini dikarenakan kemampuan kendaraan yang terbatas, disamping lokasinya (perkotaan) bukan untuk pacuan (balapan).

Ruang Lingkup Kajian
Tulisan ini kajian lebih banyak mengenai fenomena yang terjadi pada tren penggayaan aksesoris (perlengkapan) otomotif, khususnya kendaraan roda empat dan dampaknya terhadap masyarakat umum. Berbicara mengenai aksesoris kendaraan tentunya tidak lepas dari jenis dan ragamnya yang demikian banyak, karenanya dalam tulisan ini yang akan dibahas adalah aksesoris eksterior.

Pengertian, Fungsi dan Aspek Otomotif
Otomotif adalah kendaraan, yang berfungsi sebagai suatu sarana pindah manusia yang menggunakan tenaga penggerak berupa mesin. Sarana berpindah ini dapat beroda dua (misalnya motor), tiga (misalnya bajaj, bemo), empat atau lebih (misalnya mobil sedan, bis dan truk). perlengkapan body (seperti spoiler), Fungsi dari sarana transportasi ini ban dan sebagainya. adalah sebagai sarana berpindah atau orang atau benda/ satu tempat ke tempat transportasi barang dari lain. Aspek otomotif kendaraan itu sendiri. dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu mesin sebagai tenaga penggerak dan badannya (body). Pada bagian badan atau body juga dapat dibagi jadi yang berhubungan dengan interior (bagian dalam kendaraan); yaitu meliputi ruang kemudi dan ruang penumpang, denganperlengkapannya (tempat duduk, sound system dan sebagainya) dan yang berhubungan dengan eksterior (bagian luar); yaitu meliput:

Pengelompokan Otomotif
Pemasaran kendaraan produksi Agen Tunggal Pemegang Merek yang ada di Indonesia membagi kendaraan atas beberapa penggolongan.Golongan pertama adalah kendaraan penumpang, merupakan mobil yang berfungsi untuk membawa orang. Biasanya ada yang berbentuk sedan (dengan 4 pintu) dengan pintu ruang bagasi yang terpisah dari kaca belakang atau hatchback (dengan 4 pintu) dengan pintu ruang bagasi yang menyatu dengan kaca belakang.

Gambar 
Kendaraan Kompetisi BTCC yang diaplikasikan dari
jenis kendaraan sedan umum dengan perubahan
spesifikasi teknologi untuk kepentingan pertandingan
di trek balap khusus

Pada jenis kendaraan ini, kenyamanan penumpang menjadi perhatian utama. Baik yang berupa sistem suspensi, kekedapan terhadap gangguan suara dari luar atau terhadap suhu panas di luar mobil. Juga kenyamanan penumpang pada saat akan menaiki kendaraan, karenanya jarak kendaraan dari tanah (ground clearence) ini tidak terlalu tinggi, sehingga penumpang akan mudah untuk naik dan turun dari kendaraan atau dengan istilah lain cenderung (± 20 - 25 cm). dinamakan All Terrain Vehicle, istilah yang akrab di masyarakat adalah
Golongan kedua adalah kendaraan dengan sebutan kendaraan jip. medan diluar jalan aspal (off road)

Gambar
Kendaraan Off-road dengan spesifikasi teknologi untuk kepentingan
medan berat di luar jalan aspal

Off-Road Racing,... the name implies, in off-road racing there are no formal courses, only rudimentary trails. ... While old cars and vehicles cobbled together from automobile and motorcycle components were once used in off-road racing, off-road racers have evolved into carefully designed, extremely expensive racing cars capable of surviving competition in the desert. A recreational sport and industry has grown out of off-road racing, involving dune buggies and off-road vehicles used for recreation.

Gambar 
Kendaraan berbasis off-road dengan spesifikasi bentuk yang dirubah konsumen/ pemakainya mengarah ke bentuk kendaraan pacu pada trek balap

Jenis kendaraan ini karena ditujukan untuk penggunaan segala medan (terutama untuk daerah yang berbukit) maka menggunakan sistem penggerak empat roda (four-wheel drive). Selain itu jarak kendaraan terhadap tanah relatif tinggi (lebih dari 35 cm). Golongan ketiga adalah kendaraan serbaguna, atau dalam kategorisasi DLLAJR termasuk dalam kategori 1, di masyarakat adalah dengan sebutan kendaraan minibus. Umumnya dari pihak ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) dikeluarkan dalam bentuk rangka (chassis) lalu oleh pihak industri karoseri bagian rangka belakangnya diberi b ad an dan perlengkapan lainnya sehingga laik untuk membawa penumpang lebih dari 3 orang. Walaupun kendaraan jenis ini diperuntukan bagi penumpang (jumlah yang relatif banyak), namun kenyamanan suspensi relatif kurang dibandingkan dengan kendaraan pada golongan satu. Golongan ke empat adalah kendaraan sport yang didefinisikan sebagai berikut: Sports-Car Racing, like stock cars, some sports cars appear to be street cars, commonly carrying manufacturer names such as Porsche, Ferrari, and Bayerische Motoren Werke (BMW). But, as in stock-car racing, the resemblance to the street cars that are commercially available ends with the appearance. Sports cars also are extremely sophisticated racing machines built to run at high speeds over distance. ... the organizers, owners, drivers, and teams are more attuned to the marketing needs of the manufacturers, who are trying to sell street cars, tires, and components through the publicity that comes from being associated with the competitions.

Gambar 
Kendaraan berbasis sedan sport BMW dengan
spesifikasi bentuk yang dirubah konsumen/ pemakainya
mengarah ke bentuk kendaraan pick-up
dengan nuansa bentuk kendaraan pacu pada trek balap

Pada golongan ini hampir sama dengan golongan pertama, namun jumlah penumpangnya sangat terbatas; biasanya hanya 1 orang. Memiliki performa yang mengindikasikan kecepatan, seperti sistem & daya mesin yang cukup besar, juga tampilannya yang berkesan sporty 


Kendaraan sport diartikan sebagai berikut:'Automobile Racing, sport in which drivers race specially designed automobiles over tracks or courses of differing lengths, designs, and constructions. It tests the skills of the drivers, the speed capabilities of the vehicles, and the endurance of both. Automobile racing, which originally consisted of occasional challenges among wealthy .... It is one of the most popular spectator sports in the world...

Kendaraan pada golongan ini memang dikhususkan untuk sport (olah raga kecepatan). Dirancang khusus untuk keperluan lomba atau adu kecepatan, hanya memiliki satu tempat duduk untuk pengemudi raja. Menggunakan daya mesin, suspensi yang khusus. Kendaraan jenis ini akan digunakan untuk lokasi tertentu pula. Biasanya jarak kendaraan dengan tanah (ground clearance) yang sangat rendah ± 5 cm.

Karakteristik Otomotif Sebagai Sarana Transportasi Masparakat
Secara umum karakteristik utama dan otomotif atau kendaraan sebagai sarana transportasi adalah suatu kendaraan yang dapat dipakai untuk berpindah dan satu tempat ke tempat lain dengan waktu yang relatif singkat dan aman serta nyaman bagi penggunanya. Aman disini dalam pengertian melindungi penggunanya terhadap aktifitas pergerakan itu, misalnya terpaan angin, air hujan. Nyaman dalam konteks adanya sarana bagi pengguna dalam menjalankan kendaraan tersebut. Aspek waktu yang relatif singkat dipecahkan dengan penggunaan tenaga penggerak yang banyak jenisnya (disesuaikan dengan kebutuhan), sedangkan aspek aman diterjemahkan dengan adanya body kendaraan lengkap dengan atapnya. Untuk aspek kenyamanan dapat diterjemahkan dengan adanya sarana duduk bagi pengemudi atau penumpang.

Namun dalam perkembangannya seperti yang sudah disinggung pada bagian awal tulisan ini, karakter tersebut telah mengalami pergeseran. Sehingga demi menghadirkan tampilan kendaraan yang sesuai dengan angan atau citra idolanya, para pemilik kendaraan itu rela untuk mengorbankan kenyamanannya.

Hasil Penelitian: Dampak Aksesoris Otomotif terhadap Perilaku Masyarakat

Citra visual dan masing masing golongan kendaraan tersebut di atas sangat determinan. Kendaraan sedan penumpang yang ada kini cenderung berbentuk stream line dan aerodinamis dengan ciri berpintu empat. Perbedaan signifikan dengan kendaraan sedan sport yang masuk ke Indonesia adalah dalam jumlah pintu. Kendaraan sport hanya berpintu dua. Ciri visual yang membedakan kendaraan sport dengan sedan penumpang biasa adalah kecenderungan bentuknya yang lebih ramping, yang memberikan kesan cepat.

Gambar
Tampilan visual kendaraan sport reli dan pengemudinya saat
memenangkan suatu kompetisi

Realitas yang berkembang kini di masyarakat adalah terjadinya perancuan ciri visual pada kendaraan. Banyak terjadi penceperan (perendahan) kendaraan dengan tujuan untuk meniru tampilan visual kendaraan balap khusus trek BTCC Sejenis balap mobil di Inggris dengan menggunakan basis mobil standar pabrik yang suspensinya direndahkan untuk tujuan peningkatan kestabilan pada saat kecepatan tinggi). Di Indonesia berbagai jenis kendaraan non sport dimodifikasi agar menjadi serendah mungkin, hal ini umumnya dilakukan oleh para remaja yang berasal dari golongan keluarga menengah ke atas. Varian kendaraan yang mereka rubah adalah semua jenis , baik itu jenis kendaraan angkutan barang, minibus, jip, sampai kendaraan keluarga milik orang tua mereka.

Warna dan bentuk yang tampak dalam visualisasi badan kendaraan merupakan suatu representasi dari citra visual ideal yang umum dipergunakan pada kendaraan­kendaraan untuk fungsi tertentu. Citra ideal tersebut kemudian berkembang menjadi konsep bentuk kendaraan yang menjadi target para pemodifikasi. Menurut Jung, sebagai berikut:

composite of all creative instincts and impulses and the entire motivating force of human conduct. According to his theories, the unconscious is composed of two parts; the personal unconscious, which contrains the results of the individual's entire experience, and the collective unconscious, the reservoir of the experience of the human race. ...

Gabungan dari insting kreatif dan dorongan motivasi manusia cenderung menjadi pengarah tindakan seseorang. Dan ketidak sadar an seseorang akan hal ini yang ditambah dengan pengalamannya menjadi pendorong gerak kehidupan xnanusia itu sendiri. Dimana hal ini ditangkap dalam bentuk pencerapa2nnya terhadap citra yang sempit. Dengan demikian karena adanya keinginan orang untuk menjadi sesuatu, sementara orang tersebut tidak bisa mencapainya, maka dalam dunia mentalnya is mengambil jalan pintas untuk mencapainya yaitu dengan meniru tampilannya saja. Impiannya untuk menjadi pereli dunia, namun karena hal itu tidak bisa dicapai; maka yang ditiru adalah bentuk kendaraannya saja.

Seperti pada contoh gambar di atas; pada gambar 7 adalah gambar dari salah satu kejuaraan dunia yang bentuk kendaraannya jadi model modifikasi kendaraan yang banyak ditiru. Ciri utamanya berupa sayap depan (spoiler) yang landai dengan lubang pendingin ruang mesin yang besar. Ciri ini diaplikasikan pada sebuah kendaraan sedan (gambar 8), lengkap dengan penggunaan pelek dengan ukuran lingkar besar (18 inch).

Contoh-contoh di atas bahwa p engalam an merupakan suatu kesadaran dimana seseorang dapat menerima interpretasi mental dan fisik dalam konteks mereka. Mereka merasakan kepuasan dengan dapat duduk di dalam kendaraan yang secara visual tampil seolah-olah sebagai kendaraan balap trek khusus, walaupun pada kenyataannya mereka tidak mampu / dapat duduk di kendaraan yang khusus untuk dipergunakan pada balap trek.

Dampak yang Ditimbulkan Oleh Aksesoris Otomotif terhadap Perilaku Masyarakat pengguna Jalan

Dalam usaha menarik perhatian orang disekelilingnya dan menjadikannya sebagi pusat perhatian, mereka cenderung bertindak lebih agar tujuannya itu tercapai. Diantaranya dengan menjalankan kendaraannya secara perlahan, dan berusaha menarik perhatian sekelilingnya (memasang lagu dengan suara yang keras misalnya). Orang disekelilingnya akan tertarik dan memberi perhatian lebih. Akibatnya lalu lintas akan terhambat (macet) dan dengan demikian tujuannya untuk menjadi pusat perhatian tercapai.

Dalam konteks penerapan aksesoris pada kendaraannya, para pengguna kendaraan roda empat, cenderung melakukan pengambilan keputusan untuk memilih suatu bentuk berangkat dari proses mengamati bentuk suatu obyek (kendaraan) yang menjadi idola mereka lalu kemudian melalui proses mentalnya berubah membentuk abstraksi sifat indah dari segala atribut yang ada pada benda yang diamatinya tersebut. Yang kemudian dapat direalisasikan dengan menggunakan idiom-idiom tersebut (seperti spoiler, pelek dengan lingkar besar, juga warna dari kendaraannya).

Kemungkinan -kemungkinan obyektif manusia untuk memuaskan berbagai kebutuhannya semakin bertambah pula. Hal ini dimungkinkan dengan terjadinya perubahan-perubahan realitas pada masyarakat urban di era modern yang di satu pihak menyebabkan timbulnya tuntutan­tuntutan untuk pemuasan kebutuhan dan dilain pihak adanya ketegangan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Pada akhirnya hal tersebut akan menimbulkan suatu pola keseimbangan baru.[5] Tuntutan‑tuntutan tersebut menimbulkan tekanan yang berlebihan bagi masyarakat urban untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dalam lingkungan sosial masing-masing individu kota, dalam hal ini dimanifestasikan dalam bentuk penerapan aksesoris pada kendaraan yang mereka pergunakan. Akibat dan pola hidup modern yang memacu produktivitas. Dimana ciri masyarakat modern menurut Marcuse[6] cenderung untuk menonjolkan diri dengan peran sains dan teknologinya. Berbagai kemudahan yang dihasilkan dan kerja manusia modern yang erat kaitannya dengan operasionalisasi dan instrumentalisasi menjadikan manusia modern terkondisi untuk masuk ke dalam alam / lingkungan buatan yang juga terkuasai dan termanipulasi oleh teknologi modern tersebut secara menyeluruh (totaliter). Ketegangan-ketegangan yang muncul sebagai akibat dan represi manusia yang terkondisi untuk masuk dalam sistem operasionalisasi teknologi modern, juga sebaliknya memunculkan penyeimbang baru lain, yakni tersedianya waktu luang yang berlebih (akibat mekanisasi teknologi modern yang dapat diterjemahkan dalam bentuk jadwal kegiatan). Hal ini sesuai dengan konsepinstrumentalisasi teknologi modern, dimana manusia seolah-olah diberikan kebebasan dalam melakukan proses konsumsi dalam mencapai kesenangannya dengan memilih aneka layanan, hiburan, barang yang ditawarkan oleh berbagai penyedia melalui media promosi. Dalam kegiatan kesehariannya manusia sangat dekat dengan sarana angkutnya (dalam hal ini kendaraan), maka tanpa disadari kendaraan tersebut akan tampil sebagai representasi dirinya terhadap sosok ideal yang menjadi obsesinya. Foucault memprediksikan hal tersebut sebagai Theatrical Representation,7 suatu situasi (terikat dengan konteks waktu) dimana seseorang bermain dengan imajinasi dan ilusinya sendiri dan secara personal ia memberikan citra baru pada atribut dirinya, tanpa ada konfrontasi (benturan) dengan pihak­pihak diluar dirinya, dan menjadikannya dialektika visual.

Foucault, Michel, 1989, Madness and Civilization, Tavistock/ Routledge, London.
Representasi tersebut sebenarnyapun tidaklah pernah cukup, karena walaupun ia telah berusaha untuk mengartikulasikan suatu makna pada obyek kendaraannya, dalam perjalanannya, sebagai mahluk sosial, ia akan selalu berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Dan hal ini akan menumbuhkan perubahan paradigma dalam egonya terhadap suatu bentuk ideal dan kendaraan. Pola ini akan terus berlanjut selama ia tetap berinteraksi dengan lingkungannya tersebut.

Dengan demikian kendaraan tersebut dijadikan seperti dirinya sendiri (manusia) yang perlu tampil jantan, cantik dan sebagainya. Karena itu kompensasi dan ketegangan mental yang muncul akibat kondisi kegiatannya tersebut diterjemahkan dalam bentuk pemberian simbol­simbol aksesoris kendaraan sebagai representasi dari citra obyek ideal yang ada dalam imaji individu tersebut. Tujuannya adalah untuk menjadikan orang lain (umum) mengetahui eksistensinya saat berada di jalan raya melalui keunikan tampilan fisik kendaraannya tersebut. Hal lain yang terjadi yaitu meningkatnya anggaran belanja untuk mendapatkan/ membeli aksesoris kendaraan, dengan kata lain mereka harus menyisihkan atau menyediakan sejumlah dana untuk tujuan konsumsi (consumptive), karena aksesoris-aksesoris tersebut memiliki harga jual yang cukup tinggi (sebagian besar konsumennya berasal dari golongan ekonomi menengah ke atas).

Selain dari kompensasi ketegangan tersebut di atas, kelengkapan aksesoris kendaraan tersebut dirasakan perlu terutama pada saat dibutuhkannya rasa pengakuan dari kelompok. Karena manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan interaksi antar sesama sebagai penerima/ pengakuan diri yang diterjemahkan dalam bentuk kelengkapan aksesoris kendaraan kelompok tersebut.

Kesimpulan
Golongan masyarakat pembeli Aksesoris otomotif terbagi menjadi dua kelompok besar, yang petama adalah golongan yang membeli fungsi (teknis operasional) untuk meningkatkan kinerja kendaraannya sesuai dengan tuntutan kebutuhan fisik kendaraan untuk mencapai target fungsional yang dibutuhkan.

Sedangkan yang kedua adalah golongan yang tidak membeli fungsi, tapi simbol. Akibatnya, kenyamanan sudah tidak lagi menjadi syarat pokok. Mobil yang merupakan produk teknologi yang pada dasarnya merupakan benda telah bergeser dan diposisikan seperti layaknya mahluk hidup, sehingga membutuhkan elemen pelengkap (aksesoris) seperti seorang wanita membutuhkan perlengkapan rias wajah agar bisa tampil dengan penuh keyakinan dan percaya diri serta dapat menarik perhatian.

Pola kehidupan modern masa kini yang memacu prokdutivitas menjadikan pola informasi sekarang cenderung menggunakan kemasan komersial. Segalanya ditampilkan sebagai kebutuhan baru, dan ditawarkan dengan efek demonstratif dan pola konsumerisme yang sangat kuat dan perkasa yang akan mempengaruhi sekelompok orang untuk menggunakan / memakai barang-barang kebutuhan tersebut (dalam hal ini produk aksesoris otomotif) secara berlebihan.

Realitas visual yang digambarkan dalam berbagai mass media baik itu cetak maupun elektronik, yang penuh dengan nuansa-nuansa maskulinitas yang tinggi seperti: penaklukan, tantangan, serta serba kompetisi, memang berfungsi sebagai katarsis dari peri kehidupan nyata yang sebenarnya. Namun, fungsi katarsis itu ternyata tidak sepihak. Realitas angan-angan juga sekaligus mempengaruhi realitas hidup yang sebenarnya. Hal yang termanipulasi pada aksesoris otomotif yang cenderung dikenal dan banyak dibeli masyarakat sebenarnya hanya citra. Konsumen membeli citra yang diejawantahkan dalam bentuk Aksesoris kendaraannya dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan psikologis yang muncul dan menjadi gaya hidupnya. Aksesoris otomotif muncul sebagai representasi individu pemakai, dan merupakan mata rantai budaya modern yang sangat bersifat materialistis dan mekanis. Dimana operasionalisasi dan instrumentalisasi teknologi modern menjadikan manusia sebagai mahluk paradoks; dimana disatu sisi dia mendapat kebebasan dalam menentukan pilihannya, sementara pada sisi lainnya tanpa disadari is telah menjadi budak konsumerisme. .Inilah dinamika dari budaya modern yang menciptakan harmoni baru antara manusia dengan lingkungan sosial dan lingkungan buatannya.

,

BACA JUGA

Ditulis Oleh : Unknown // 17.22

0 komentar:

Posting Komentar